Lambang Ingin Mati
Cara Mengaktifkan Kartu Telkomsel yang Sudah Mati
Sedikit informasi, kartu Telkomsel yang sudah mati artinya nomor Telkomsel PraBayar telah melewati batas akhir masa tenggang. Hal ini disebabkan karena kamu tidak melakukan isi pulsa atau membeli paket internet, sehingga nomor yang digunakan menjadi hangus/expired/mati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika nomor teleponmu sudah mati, jangan khawatir sebab masih bisa diaktifkan lagi dengan mudah. Dilansir laman resmi Telkomsel, berikut penjelasannya.
Cara yang pertama adalah dengan menghubungi *888*89# lewat dial up di smartphone. Simak langkah-langkahnya di bawah ini:
Jika mengalami kesulitan, kamu bisa menghubungi Telkomsel E-care dengan cara mengirim pesan lewat direct message (DM) ke akun media sosial Twitter atau Instagram resmi milik Telkomsel. Biar nggak bingung, simak langkah-langkahnya di bawah ini:
Lambang Tanda Kecakapan Khusus (TKK)
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) diberikan kepada Pramuka yang memiliki keahlian khusus dalam bidang tertentu. Lambang TKK berbentuk bulat dengan gambar yang sesuai dengan bidang keahlian yang dicapai, seperti memasak, pertanian, olahraga, seni, dan lain-lain.
Lambang Satuan Karya (Saka) Pramuka
Satuan Karya Pramuka, atau biasa disebut Saka, memiliki berbagai lambang yang mewakili bidang-bidang khusus dalam Pramuka. Berikut beberapa contoh lambang Saka: • Saka Dirgantara: Di dalam lambang terdapat gambar pesawat terbang dan roket, sepasang tunas kelapa, bintang, dan tulisan SAKA DIRGANTARA. melambangkan kedirgantaraan dan semangat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang penerbangan. Saka Dirgantara menyediakan pelatihan dan pendidikan di bidang kedirgantaraan, dengan tujuan agar para anggota pramuka dapat berkontribusi dan memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara setelah menyelesaikan proses tersebut. • Saka Bhayangkara: Di dalam lambang terdapat perisai, bintang, obor, gambar lambang gerakan pramuka dan tulisan SAKA BHAYANGKARA. melambangkan keberanian dan kesiapan dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Saka Bhayangkara berfungsi sebagai pusat pelatihan dan pendidikan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Diharapkan, para anggota pramuka nantinya dapat memberikan manfaat dan mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara. • Saka Wira Kartika: Lambang Saka WIra Kartika berbentuk segilima beraturan yang memuat Lambang Eka Paksi, dua buah tunas kelapa gerakan pramuka, dua batang padi yang menguning dan tulisan SAKA WIRA KATIKA . Saka Wira Kartika berfokus pada pendidikan dan pelatihan bela negara, dengan bimbingan dari TNI AD (Angkatan Darat). Program ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang bela negara kepada para anggotanya. • Saka Bakti Husada: Lambangnya berbentuk segilima beraturan, yang memuat lambang kesehatan, dua buah tunas kelapa, bintang dan tulisan SAKA BAKTI HUSADA. Saka Bakti Husada, ini menyediakan pelatihan dan pendidikan keterampilan di bidang kesehatan. Setelah menyelesaikan pendidikan di saka ini, para anggota pramuka diharapkan dapat mengabdikan diri mereka kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.
Baca juga : Skill Bertahan Hidup yang Diajarkan dalam Pramuka
Lambang Tanda Kecakapan Umum (TKU)
Tanda Kecakapan Umum (TKU) merupakan lambang yang diberikan kepada anggota Pramuka sebagai pengakuan atas pencapaian tertentu dalam bidang keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Lambang TKU terdiri dari tiga tingkatan: • Siaga: Lambangnya adalah bunga matahari, melambangkan keceriaan dan semangat belajar. • Penggalang: Lambangnya adalah tali simpul, melambangkan persatuan dan kekompakan. • Penegak dan Pandega: Lambangnya adalah dua bintang, melambangkan kecakapan dan kedewasaan.
Datang Langsung ke GraPARI
Cara terakhir untuk mengaktifkan kartu Telkomsel yang sudah mati adalah dengan mengunjungi kantor GraPARI terdekat di kotamu. Oh ya, jangan lupa untuk membawa berbagai dokumen penting seperti KTP, KK, dan kartu SIM yang hangus.
Perlu diingat bahwa pengajuan aktivasi kartu Telkomsel yang sudah mati ke GraPARI wajib dilakukan secara sendiri. Jadi, tidak dapat diwakilkan/mewakilkan orang lain.
Lambang Tanda Penghargaan
Tanda Penghargaan adalah lambang yang diberikan kepada anggota Pramuka yang telah memberikan kontribusi besar atau prestasi luar biasa. Contoh tanda penghargaan antara lain Bintang Tahunan, Lencana Wiratama, dan Satya Lencana Melati. Lambang-lambang ini menggambarkan penghargaan atas dedikasi, pengabdian, dan prestasi anggota Pramuka. Lambang-lambang Pramuka bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga merupakan representasi dari nilai-nilai, prinsip, dan semangat yang dianut oleh Gerakan Pramuka. Setiap lambang memiliki makna yang dalam dan filosofis, mencerminkan tujuan dan harapan dari gerakan ini. Dengan mengenal dan memahami lambang-lambang ini, kita dapat lebih menghargai dan mendukung peran penting Pramuka dalam membentuk karakter generasi muda Indonesia. Lambang-lambang ini juga mengingatkan kita akan pentingnya semangat kebersamaan, keberanian, dan dedikasi dalam mencapai cita-cita dan berkontribusi bagi masyarakat.
UKRIDA turut berpartisipasi pada kegiatan diskusi yang diadakan oleh Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Indonesia bertempat di Media Center PGI Salemba, Jakarta Pusat Senin, 21 Oktober 2024.
UKRIDA turut berpartisipasi pada kegiatan diskusi yang diadakan oleh Persatuan Wartawan Nasrani (Pewarna) Indonesia dengan tema “Ingin Mati Bukan Tanda Kurang Iman, Melainkan Butuh Pertolongan” bertempat di Media Center PGI Salemba, Jakarta Pusat pada Senin, 21 Oktober 2024. Kegiatan ini diselenggarakan berkaitan dengan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang diperingati 10 Oktober setiap tahunnya.
Bersama tiga ahli lintas bidang, antara lain; dr. Theresia Citraningtyas, MWH, Ph.D., Sp.KJ (Wakil Rektor Bidang Mahasiswa, Alumni, Kerjasama dan Kewirausahaan UKRIDA), August Hamonangan, S.H., M.H. (Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta), dan Dr. Ashiong Munthe, S.Th., M.Pd. (Pengurus Pusat Pewarna Indonesia)
dr. Theresia Citraningtyas menyampaikan pandangannya perihal bagaimana kesehatan mental bisa menyerang siapa saja dan keinginan untuk mati pada seseorang bukanlah refleksi lemahnya iman seseorang, melainkan jeritan permohonan akan pertolongan. Dijelaskan lebih lanjut sumber yang memotivasi seseorang untuk bunuh diri bisa bermacam-macam, inilah pentingnya sudut pandang seseorang dalam memahami keadaan dan kondisinya yang sebenarnya karena seringkali mungkin yang mereka perlukan adalah didengarkan dan dibantu untuk mengakses tenaga profesional. Beliau menegaskan pentingnya peran masyarakat, keluarga, dan teman dalam meresponi dengan empati, tidak menghakimi, dan fokus pada penyembuhan. Beliau juga menghimbau pentingnya pendekatan yang berfokus pada penyembuhan, baik dalam sikap sehari-hari maupun dalam konten media.
Sementara itu, August Hamonangan dari DPRD DKI Jakarta juga menekankan bahwa peran pemerintah dalam memberikan dukungan yang lebih kuat dalam penyediaan layanan kesehatan mental dan langkah-langkah preventif dapat diterapkan secara efektif, menciptakan jaringan pertolongan yang siap siaga di tengah masyarakat.
Dr. Ashiong Munthe menekankan pentingnya agama sebagai sumber kekuatan spiritual, namun dengan catatan bahwa dukungan spiritual ini harus seimbang dengan bantuan profesional. “Pendekatan holistik sangat dibutuhkan, dimana komunitas agama berperan dalam memberikan pengharapan, tetapi tetap mengandalkan bantuan psikologis dari tenaga ahli,” ujarnya.
Jelas dalam diskusi tersebut ketiga pembicara menekankan penangganan kesehatan mental sangat membutuhkan tenaga profesional dan dukungan masyarakat dalam mengatasi stigma. Melalui diskusi interaktif dan inspiratif seperti ini, UKRIDA yang disemangati motto Lead to Impact turut mengedukasi setiap lapisan masyarakat terutama Ukridian sebagai generasi penerus bangsa aware terhadap kesehatan mental.
“Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan.” Itulah moto dari Gerakan Pramuka. Sebagaimana yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII PAsal 120, lambang dari Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa. Penjabaran lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomor 06/KN/72 tentang Lambang Pramuka.
Pencipta lambang ini dalah Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan Pembina Pramuka yang juga pegawai dari Departemen Pertanian. Pencipta lambang Pramuka ini lahir pada tanggal 29 Februari 1903 di Blora dan meninggal pada tanggal 31 Mei 1979.
Silhouette tunas kelapa adalah lambang Gerakan Pramuka sesuai dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 06/KN/72 yang merupakan penyempurna dari surat keputusan sebelumnya yaitu 15/KN/67 Tahun 1967.
Dicantumkan dalam lampiran surat keputusan tersebuturaian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka yang terdiri dari 6 kiasan, yaitu sebagai berikut:
SATU :Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti : penduduk aseli yang pertama, yang menurunkan generasi baru.Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itumengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia
DUA : Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun djuga. Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
TIGA: Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya.Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masjarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
EMPAT: Nyiur bertumbuh menjulang luruske atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia.Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus jakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
LIMA: Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnyauntuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanja.
ENAM: Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
** Tulisan sesuai dengan yang tertera dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 06/KN/72
Belanja di App banyak untungnya:
31 tháng 12, 2018 1 bài hát, 4 phút ℗ 2018 Mahesa Bayu Suryosubroto
Bagi detikers pengguna kartu Telkomsel, ternyata masih bisa mengaktifkan kembali nomor telepon yang sudah mati, lho. Hal ini sangat membantumu daripada harus membeli kartu perdana dengan nomor baru.
Namun, untuk mengaktifkan kartu Telkomsel yang sudah mati, terdapat sejumlah langkah-langkah yang perlu dilakukan. Biar nggak bingung, simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.
Bagaimana Jika Tidak Mengaktifkan Nomor HP yang Sudah Mati?
Jika detikers tidak segera mengaktifkan nomor HP yang sudah expired, maka kamu tidak bisa lagi menggunakan nomor tersebut. Selain itu, data yang telah tercatat di Telkomsel akan terhapus secara otomatis oleh sistem setelah melalui periode waktu yang telah ditentukan.
Itu tadi penjelasan mengenai tiga cara mengaktifkan kartu Telkomsel yang sudah mati. Semoga artikel ini dapat membantu detikers!
Copyrights © 2024 All Rights Reserved by Pramuka Kota Blitar
Lambang negara India adalah adaptasi dari hulu tiang Singa Asoka dari Sarnath.
Maharaja Asoka yang Agung mendirikan hulu tiang yang menghiasi puncak Pilar Asoka untuk menandai titik tempat Buddha Gautama mengajarkan Dharma untuk pertama kalinya, serta tempat di mana Sangha Buddha dibentuk. Aslinya terdapat empat Singa asia berdiri saling membelakangi dan berdiri di landasan abakus melingkar yang dihiasi ukiran relief timbul bergambar gajah, kuda, lembu, dan singa yang diselingi ukiran Dharmacakra atau Cakram Asoka. Di dasarnya dilandasi teratai berbentuk lonceng. Tugu ini diukir dari satu batu utuh.
Keempat singa ini (satu terhalang dari pandangan) - melambangkan kekuatan, keberanian, harga diri, dan keyakinan - berdiri di atas landasan abakus melingkar. Landasan ini berukir hewan yang lebih kecil yang menjaga empat arah mata angin: singa di utara, gajah di timur, kuda di selatan, dan lembu di barat. Landasan ini ditopang teratai mekar yang melambangkan hulu sumber air kehidupan dan inspirasi kreatif. Versi yang digunakan dalam lambang negara tidak memasukkan lapik atau landasan bunga teratai. relief di bawah singa hanya menampilkan Dharmacakra di tengah dengan lembu di kanan dan kuda di kiri, serta tepi Dharmacakra di ujungnya.[1] Semboyan Satyameva Jayate सत्यमेव जयते dituliskan di bawah lambang dalam aksara Dewanagari yang bermakna 'hanya kebenaran yang berjaya'.[1]
Lambang ini dresmikan sebagai lambang negara India pada 26 Januari 1950, pada saat itu India telah menjadi republik merdeka.[2]
Makna Simbol Lambang Koperasi :
GERAKAN Pramuka adalah salah satu gerakan kepanduan yang terkenal di Indonesia, dan memiliki berbagai lambang yang sarat dengan makna filosofis. Lambang-lambang ini bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai, prinsip, dan semangat Pramuka. Mari kita kenali beberapa lambang Pramuka beserta artinya.
Lambang utama Gerakan Pramuka Indonesia adalah Tunas Kelapa. Lambang ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipuro dan diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1961. Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang karena pohon kelapa dikenal memiliki banyak manfaat dan dapat tumbuh subur di berbagai tempat di Indonesia, menggambarkan Pramuka yang diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat di mana pun berada. Makna Simbolik • Tunas Kelapa: Melambangkan generasi muda yang penuh potensi untuk berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat. • Pohon Kelapa: Melambangkan kekuatan, ketahanan, dan keteguhan. • Buah Kelapa yang Tumbuh Tinggi: Menggambarkan cita-cita yang tinggi dan semangat yang kokoh dalam mencapai tujuan.